Teknologi Web

| Kamis, 02 September 2010 | |
• Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber
berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut
Identifier (URI).
• Sebuah halaman Web diakses dengan cara
mengikuti link yang menuju kepadanya, menggunakan browser Web
• URL menunjukkan lokasi dokumen yang dikelola oleh sebuah server
Web.
• URL diubah menjadi alamat IP server Web
• Browser kemudian mengirimkan request http
• Server Web akan menjawab dengan memberikan dokumen yang
diminta, dalam format HTML
Sebenarnya tidak ada kesepakatan adanya versi dalam aplikasi web, namun
untuk memudahkan pembahasan dan menandai munculnya perkembangan
teknologi web, banyak praktisi yang memberi label Web 1.0,
3.0.
Teknologi Web
uatu sumber-sumber daya yang
Uniform Resource
menuliskan URLnya atau
yang bersangkutan.
ke server Web
tisi Web 2.0
Web.
Web.
dan Web
Web 1.0
• Web 1.0 secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan
memiliki sifat yang sedikit interaktif
• Sifat web 1.0 adalah read
Web 2.0
· Inovasi dalam dunia web semakin hari kian mengalami
perkembangan yang berarti, ini dibuktikan dengan adanya
Teknologi Web 2.0 yang dikembangkan sekitar tahun 2004.
• Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang
disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan
suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai
keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama
adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk
mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”
• Sifat dari web 2.0 adalah read write
• Perbandingan aplikasi Web 1.0 dengan Web 2.0 digambarkan Chris Wolz
(2008) dalam sebuah presentasi seminar tentang Web 2.0 dan Media
Sosial seperti pada gambar [1]. Ia menggambarkan hubungan yang
searah, statis, dan saling berdiri sendiri antara pemilik/penerbit situs
dengan pembacanya dengan fokus adalah “saya” sebagai pemilik situs
dan situs itu sendiri. Dalam aplikasi Web 2.0, terdapat hubungan yang
saling berjejaring antara pemilik maupun pembaca, bahkan “Anda”
sebagai pembaca adalah fokus. [1] Chris Wolz, “Web 1.0 vs Web 2.0: It’s
All About You”, Presentasi pada Web Executive Seminar: Social Sites for
Social Goods, 26 Februari 2008
Teknik yang digunakan:
• CSS (Cascading Style Sheet) untuk bahan isi dan presentasi serta
mempercantik desain.
• Falksonomi (metoda penandaan content dimana dengan konsep ini
dimunculkan kata-kata yang berkaitan dengan content tersebut).
• XML(eXtensible Markup Language) yang digunakan untuk mendefinisikan
format data.
• Teknik Aplikasi Internet
• HTML dan XHTML (eXtensible HyperText Markup Language).
• Weblog-publishing tools
• Wiki atau forum software,dll
• JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis,
• Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak
disebut dengan AJAX (Asynchorous JavaScript And XML) yang
menekankan pada pengelolaan content dalam website adalah suatu teknik
pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web yang
interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar interaksi
pada komputer web surfer, melakukan pertukaran data dengan server di
belakang layar, sehingga halaman web tidak harus dibaca ulang secara
keseluruhan setiap kali seorang pengguna melakukan perubahan.
Karakteristik
Web 2.0
• Kemudahan
berinteraksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya
teknologi Web 2.0. Interaksi tersebut tentunya haruslah diimbangi dengan
kecepatan untuk mengakses, oleh karena itu diperlukan suatu bandwith
yang cukup untuk loading data. Loading data tersebut dilakukan saat
pertama kali membuka situs, data-data tersebut antara lain CSS,
JavaScript, dan XML. Salah satu karakteristiknya adalah adanya dukungan
pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS.
Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh
website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan
dukungan pemrograman yang sederhana. Adanya kemajuan inovasi pada
antar-muka di sisi pengguna merupakan karakter dari Web 2.0. Dukungan
AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada
Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari
sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti
Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin
memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.
Perkembangan Web 2.0
• Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir
dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Dalam
perkembangannya Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian
halaman web yang bersifat sebagai program desktop pada umumnya
seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya sudah bersifat seperti
desktop, seperti drag and drop, auto-complete, serta fungsi lainnya.
Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa
membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak
mengherankan bila suatu aplikasi (software) dapat diakses secara online
tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu. Software tersebut misalnya
software pengolah kata (seperti MS Word) atau software pengolah angka
(seperti MS Excel).
• Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual
melainkan suatu fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu.
Permasalahan manajemen file juga tidak merepotkan, bahkan file dapat
disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user lain. Implementasi dari
teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi sprearsheet pada Google
yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS Excel.
Aplikasi ini dapat dilihat pada http://spreadsheets.google.com/ , tentunya
aplikasi tersebut membutuhkan suatu akun Google untuk memasukinya.
• Suatu web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran
produk software, mengilustrasikan setiap produsen
software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena
web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk
menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari
pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh
pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa
layanan (service).
• Perbandingan di bawah ini dibuat dari berbagai sumber agar dapat
menjelaskan perbedaan antara Web 1.0 dengan Web 2.0 dengan lebih
sistematis.
No Perbandingan Web 1.0 Web 2.0
1 Perilaku pengguna Membaca Menulis
2 Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas
3 Hubungan dengan
server
Client-server Peer to peer
4 Bahasa
pemrograman
penampil konten
HTML XML
5 Pola hubungan
penerbit-pengguna
Searah Dua arah/ Interaktif
6 Pengelolaan
konten
Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
7 Penayangan
berbagai kanal
informasi
Portal RSS/Sindikasi
8 Hubungan antar
pengakses
Tidak ada Berjejaring
9 Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna
· Web 1.0 untuk suatu browser pada jamannya Netscape Navigator ini
hasil dari produk America Online (AOL), walaupun tampilannya agak
kaku tetapi masih bisa dipake untuk platfom windows, mac dan unix.
· Sedangkan untuk web 2.0 yaitu suatu raksasa seach engine yang
sekarang banyak dipakai oleh para praktisi atau user yang
mengalahkan kedigjayaan Yahoo, yaitu Google.
Jadi kesimpulannya web 2.0 pada umumnya suatu teknologi yang
gratis atau yang lebih dikenal dengan sebutan Open Source, dan murni
menggunakan web base, dan sangat memudahkan untuk share atau
upload dan download data.
Web 3.0
Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web.
Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-
Lee, penemu World Wide Web menulis sebuah artikel ilmiah yang
menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca
halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan
membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini.
Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web Semantik, yang
memungkinkan isi web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi
juga dalam bentuk format yang bisa diakses oleh agen-agen soft ware.
Beberapa ahli bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri.
Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat
berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari
suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situssitus
Web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang
relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.
Web 3.0 terdiri dari:
· Web semantik
· Format mikro
· Pencarian dalam bahasa pengguna
· Penyimpanan data dalam jumlah besar
· Pembelajaran lewat mesin
· Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web
Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer
mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga
memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan
kapasitas yang luar biasa besar.
Walaupun masih belum sepenuhnya direalisasikan, Web 3.0 telah memiliki
beberapa standar operasional untuk bisa menjalankan fungsinya dalam
menampung metadata, misalnya Resource Description Framework (RDF) dan the
Web Ontology Language (OWL). Konsep Web Semantik metadata juga telah
dijalankan pada Yahoo’s Food Site, Spivack’s Radar Networks, dan sebuah
development platform, Jena, di Hewlett-Packard.
• Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah
intelektualitas buatan (Artificial Intelegence)
• Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi
• Kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service
• SOAP
• Simple Object Access Protocol) adalah standar untuk bertukar
pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau sebuah
jalan untuk program yang berjalan pada suatu sistem operasi (OS)
untuk berkomunikasi dengan program pada OS yang sama maupun
berbeda dengan menggunakan HTTP dan XML sebagai mekanisme
untuk pertukaran data.
• REST
• representational state transfer atau transfer keadaan representasi,
adalah suatu gaya arsitektur perangkat lunak untuk untuk
pendistibusian sistem hipermedia seperti WWW.
• WSDL
• format XML yang diterbitkan untuk menerangkan webservice.
• WSDL mendefinisikan:
• pesan-pesan (baik yang abstrak dan kongkrit) yang dikirim
ke dan menuju web service
• koleksi-koleksi digital dari pesan-pesan (port type,
antarmuka)
• Bagaimana port type yang ditentukan dijadikan wire protokol
di mana servis ditempatkan.
• WDDX
• Web Distributed Data eXchange.
• Mekanisme pertukaran data dari lingkungan yang berbeda
Semantic Web
Sebelum memasuki pembahasan mengenai Web 3.0, kita akan mengenal
terlebih dahulu apa yang disebut dengan semantic web, karena sering disebut
bahwa Web 3.0 akan mengarah pada konsep semantic web ini. Istilah semantic
web sendiri telah lebih dulu dikenal dibandingkan istilah Web 3.0. Semantic web
merupakan pengembangan dari world wide web di mana content web
ditampilkan tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum (natural
language), tetapi juga dalam format yang dapat dibaca dan digunakan oleh
mesin (software). Seperti yang kita ketahui, website ditujukan untuk
memberikan informasi kepada manusia. Misalnya saat menginginkan sebuah
buku, Anda dapat menelusurinya pada search engine atau website tertentu
hingga akhirnya mendapatkan buku tersebut. Misalkan terdapat pilihan dari
berbagai kategori untuk mendapatkan buku yang dimaksud, mesin sendiri tidak
dapat memutuskan dan melakukannya tanpa arahan dari manusia karena
informasi tersebut diperuntukkan agar dimengerti hanya oleh manusia dengan
menggunakan natural language. Kondisi inilah yang ingin diubah oleh semantic
web. Semantic web akan memiliki informasi yang dimengerti oleh mesin, yang
memiliki kecerdasan buatan hingga mampu menemukan dan mengintegrasikan
informasi dengan mudah. Dengan demikian fungsi web menjadi wadah universal
bagi pertukaran data, informasi, dan pengetahuan, yang dapat menghasilkan
kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan Anda, di mana semantic web
dapat diinstruksikan untuk mengambil informasi sesuai kriteria tertentu
Beberapa format dan spesifi kasi yang dikenal oleh mesin dalam semantic web
antara lain adalah RDF (Resource Description Framework) dan OWL (Web
Ontology Language).
RDF
Di balik teknologi Web 3.0, salah satu tulang punggungnya adalah format
dan spesifi kasi yang memungkinkan komunikasi dan interaksi pada level mesin,
W3C (World Wide Web Consortium) mendefi nisikan format metadata yang
dikenal dengan RDF (Resource Description Format). RDF terdiri dari tiga
komposisi, meliputi subject, predicate, dan object. Predicate merupakan
komposisi yang menerangkan sudut pandang dari subject yang dijelaskan
object, sementara subject dan object merupakan entitas. Object di dalam RDF
dapat menjadi subject yang diterangkan oleh object yang lainnya. Dengan inilah
object dapat berupa masukan yang dapat diterangkan secara jelas dan detail,
sesuai dengan keinginan pengguna yang memberikan masukan. Contoh cara
kerja RDF dapat diterangkan dengan satu contoh sederhana berikut, untuk
mendefi nisikan “daun memiliki warna hijau”, maka “daun” direpresentasikan
sebagai subject, “hijau” merupakan object, dan “memiliki warna” adalah
predicate. Dengan menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan
melakukan pertukaran informasi antar-web. RDF telah digunakan pada aplikasiaplikasi,
antara lain:
1. RSS (RDF Site Summary).
RSS memberikan informasi update sebuah website tanpa pengunjung perlu
mengunjungi website tersebut.
2. FOAF (Friend of a Friend).
Didesain untuk mendeskripsikan orang-orang, ketertarikan dan hubungan
mereka.
3. SIOC (Semantically-Interlinked Online Communities).
Menerangkan komunitas online dan menciptakan koneksi antara diskusi berbasis
Internet seperti message board, blog maupun mailing list.
OWL
Web Ontology Language atau OWL (bukan WOL) didesain agar dapat
digunakan oleh aplikasi yang memroses informasi OWL berbasis XML dan dapat
dengan mudah dipertukarkan antara mesin dengan operating system yang
berbeda, dan bahasa aplikasi yang berbeda. OWL memiliki tiga sub-language
(spesies), yaitu:
1. OWL Lite.
Mendukung pengguna yang memerlukan klasifikasi hirarki dan dalam batasan
yang sederhana.
2. OWL DL.
Mendukung konstruksi seluruh OWL, tetapi hanya dapat digunakan pada batasan
tertentu.
3. OWL Full.
Diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan maksimum penggunaan dan
kebebasan sintaksis.
Wajah Web 3.0
Konsep Web 3.0 diarahkan sebagai web masa depan, tetapi masa depan
yang bagaimana yang ditawarkan? Hal inilah yang terkadang masih menjadi
perdebatan, tetapi bisa jadi tidak ada yang salah, karena mungkin sebagian
besar pemikiran mengenai web masa depan tersebut sangat mungkin untuk
terlaksana. Bagaimana wajah Web 3.0 menurut berbagai pengamat? Di
antaranya adalah:
1. Realisasi Semantic Web.
Semantic web cukup dipercaya sebagai wujud dari Web 3.0, dengan kecerdasan
buatan, Web 3.0 diharapkan akan merealisasikan konsep semantic web dan
menjadi generasi selanjutnya dari WWW.
2. Evolusi 3D.
Tidak mengherankan bahwa kemampuan 3D selalu merupakan cerminan masa
depan, evolusi 3D telah terjadi pada game animasi, dan lain-lain, walaupun saat
ini masih belum mengubah mayoritas wajah web. Tampilan 3D bisa jadi
memang dihindari oleh sebagian pengakses Internet karena tampilan dan proses
3D berarti pula pertukaran data yang lebih besar dan tentu berpengaruh pada
kecepatan maupun biaya yang dikeluarkan. Tentunya, evolusi 3D ini hanya akan
berhasil jika infrastruktur di masa mendatang telah mendukung pengguna
Internet pada umumnya.
3. Web sebagai Database.
Masih sering kita dengar istilah web statik dan web dinamis, Skema OWL. web
statik menunjukkan bahwa website tersebut selalu memberikan informasi yang
sama sebagai respon pada setiap pengunjung yang mengaksesnya. Sementara
web dinamis merupakan kebalikannya, di mana informasi yang diberikan website
tersebut dapat berubah secara interaktif tergantung pada kondisi dan konteks
yang distimulasikan oleh pengguna. Pada Web 3.0, diharapkan website
merupakan database dan tentunya semakin interaktif dan dinamis kepada
pengunjung, atau dinamakan dengan Data Web. Salah satu teknologi yang
dikembangkan adalah SPARQL yang menyediakan bahasa query standard dan
Application Programming Interface (API) untuk menelusuri database RDF yang
terdistribusi pada website.
4. Executable.
Jika kita melihat kembali perjalanan web dimulai dari Web 1.0, maka dapat
dikatakan bahwa pengunjung Web 1.0 hanya memiliki hak sebatas read-only,
karena sebagai pengunjung Anda hanya akan membaca informasi yang
ditampilkan Web 1.0 Tidak heran jika kemudian istilah yang sering dipakai saat
mengakses Internet adalah “browsing”, fungsi browser Internet sebatas untuk
melihat informasi dari satu website ke website lainnya. Pada Web 2.0, sebagai
pengunjung Anda dapat melakukan kontribusi dan memiliki hak untuk readwrite,
di mana Anda dapat berperan aktif pada website tersebut. Istilah
“sharing” mulai umum digunakan dalam konsep Web 2.0. Web 3.0, menambah
lagi hak Anda menjadi executable mengizinkan Anda memodifi kasi website itu
sendiri. Dapat disimpulkan untuk mewujudkan Web 3.0, maka harus didukung
oleh kemampuan dan teknologi yang merealisasikan transformasi dari web yang
terpisah secara aplikasi dan penyimpanan data, menjadi saling berinteraksi
sesame mesin. Interaksi tidak hanya terjadi antara pengunjung dan website,
tetapi juga di antara website itu sendiri dalam formatnya sendiri. Istilah World
Wide Web bisa jadi berubah menjadi World Wide Database untuk menunjukkan
database yang terdistribusi dan dimungkinkan dengan adanya teknologi yang
mendukung semantic web.
Buatan Indonesia
Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia
TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring
dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi
nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda
seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita
bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel,
bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi
terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan.
Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.
Apakah saat ini sudah ada website sebagai pertanda bakal masuknya era
web 3.0? Ya, model web 3.0 sudah bisa dirasakan salah satunya adalah pada
situs secondlife.com. Dan yang juga cukup membanggakan kita adalah,
Indonesia sudah mampu untuk masuk ke dunia Web 3.0 ini dengan hadirnya
lilofriends.com . Situs yang sudah mendekati model Web 3.0 asli karya anak
bangsa yang dikembangkan oleh dikembangkan oleh Li’L Online Games dengan
engine dari Altermyth Studio. Hmm…anak Indonesia hebat-hebat kan? Banyak
lagi contoh lain karya anak bangsa berkualitas tinggi yang patut menjadi
kebanggaan dan tidak kalah dengan produk buatan bangsa lain.
Referensi:
Wikipedia
PcMedia
NetSains.com
Benpinter.net

0 komentar:

Posting Komentar